Jumat, 28 Februari 2014

Cerpen: Tentang Dia

Entah kenapa semalam aku memimpikanmu.
Iyaaa.... kamu gadis ayu dengan senyum manis terpampang di wajahmu ketika pertama kali melihatmu dulu
Kamu yang kala itu begitu menawan dengan balutan jilbab merah muda dengan setelan celana panjang berbahan jeans dengan warna hitam seperti kopi pagi yang biasa aku minum. Tak ketinggalan baju bergaris-garis yang kamu kenakan waktu itu menambah kesan cantik dan sederhanamu. Dan...... aku menyukainya!! hehe

Aiiiihhh... tunggu.. masih ada lagi loh, tas ransel besar yang kau gendong serta sepatu kets berwarna abu-abu yang terlihat sedikit kusam tapi begitu membuat kamu terkesan simpel dan berjiwa petualang.. Ya..... kembali aku SUKA!!!

Entah kenapa waktu itu, kala pertama kali aku bertemu denganmu di sebuah stasiun kereta, sembari menunggu kereta malam menuju Jogja yang masih beberapa jam lagi tibanya, mata ini tak pernah mau berpaling darimu dan yang ada dalam pikiranku saat itu adalah semoga nanti kita satu jurusan, satu gerbong dan bersebelahan duduknya (ngarep boleh dong) :)

Kereta malam pun tiba, dan ternyata kita benar satu tujuan dan mungkin Tuhan sedang baik, jadi apa yang aku pikirkan sebelum berangkat itu menjadi kenyataan semua, aku kira ini hanya ada di sinetron-sinetron ala cinta, namun nyatanya ini terjadi padaku... ahhhhh.... bisa mati kaku ini.

Sembari menaruh tas di ranjang atas, aku dengan gemetaran menyapanya dengan senyuman, mungkin rada pahit dilihat olehnya atau tak tahu juga kesannya dia seperti apa melihat senyumku, yang pasti dia pun membalas dengan senyuman. Ohhh tidak aku deg.. degan.. Maklum aku adalah tipe pria yang penakut sama wanita, tapi sih kata orang semua laki-laki pun demikian bila bertemu dengan idolanya.

Kereta pun melaju perlahan meninggalkan Ibukota yang katanya lebih kejam dari Ibu tiri. Dan aku pun sudah terduduk di sebelahnya, terbesit di benakku cuma satu kala itu "Tuhan... Kau sungguh baik hati mengabulkan inginku," ujarku dalam hati.

Tak berapa lama mengumpulkan energi, akhirnya dengan rada gemetar aku menyapanya "Haii... mau kemana?," ucapku. lalu dia pun menjawab sambil melengkungkan senyum manisnya kepada ku "Hai juga, mau ke Jogja nih, kamu mau ke Jogja juga ya?," ucapnya dengan suara lembutnya bak seorang diva.

Lalu aku kembali menimpalkan dengan jawaban dan pertanyaan kepadanya yang menurutku tergolong basi "Iya sama. Sendirian ke Jogja nya? Liburan atau sedang kerja? timpalku.

Sembari mengeluarkan novel dari dalam tas kecilnya dia berkata "Ga kok, di belakang sana ada dua orang temanku, kebetulan kursinya terpisah dan kita mau liburan aja," tuturnya sembari menebarkan senyuman penuh maknanya kembali.

Setelah setengah perjalanan dan mulai terasa keakraban dengan sesekali aku lontarkan guyonan kepada dia serta aku pun sudah tidak gemetaran lagi seperti awal aku menatapnya, mungkin jantungku sudah kembali mengalirkan darah sesuai temponya. Oyaa.... tertinggal sebelumnya aku sudah berkenalan, dia bernama Vanda masih kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri tersohor di negeri ini dan dia mengambil jurusan kedokteran dan aku pun sudah memperkenalkan diriku juga ke dia loh...

Malam kian larut dan suasana di gerbong kereta ini pun mulai terasa sunyi, dan mungkin hanya aku yang masih terjaga lalu aku menoleh ke arah dia yang tepat berada di sebelahku juga sudah pulas tertidur, dan sesekali dia pun tertidur di pundakku, senang juga sih walau terasa beban berat ketika dia bersandar namun demi tidak mengganggu mimpi-mimpinya jadi aku menahannya walau sesekali aku pun juga tertidur di atas kepalanya.

Hari mulai pagi dan sesaat lagi kereta akan sampai ke tujuan, aku dan dia pun terjaga dari tidur malam itu dengan senyum manis yang melekat pada bibirnya. Sembari ngobrol santai dan setegukan air mineral, akhirnya kereta pun sampai di tempat tujuan, yaitu Jogjakarta dimana ini adalah tempat tujuan aku dan dia.

Aku, dia dan dua orang temannya bergegas turun dari kereta, tak lupa aku membantu dia untuk membawakan tas ranselnya yang kurasa begitu berat bebannya. Salam perpisahan pun terjadi dan stasiun itu menjadi saksi akan kisah sementara aku dan dia.

Disela perpisahan dia mengatakan kepadaku "Makasih ya udah nemenin aku di sepanjang perjalanan jadi ga bosan aku," ucapnya dengan penuh rasa manja. Lalu aku pun menjawab "Iyaa, aku juga senang bisa ngobrol-ngobrol sama kamu, ga terasa ya udah sampe di Jogja aja," tukasku.

Ia pun kembali melontarkan kata-kata yang menurutku sangatlah membuat hati ini berbunga-bunga "Iya benar cepat banget ya udah sampe, padahal seru obrolan kita semalam ya. Oya sampai ketemu lagi ya," ucapnya terburu-buru karena temannya sudah memanggil-manggil namanya dari kejauhan.

Oyaaa... sungguh bodohnya aku kala itu, mungkin karena masih ada rasa deg degan dan grogi kala menatap matanya, aku jadi lupa untuk meminta nomor teleponnya. Tapi mau bagaimana lagi dia sudah menghilang dari pandanganku dan aroma wanginya pun sudah tidak tercium hidungku lagi. Menyesal sih, tapi aku percaya kalau memang jodoh, suatu saat pasti aku akan bertemu lagi dengan dia......

*****



DenChito








Kamis, 27 Februari 2014

Catatan Perjalanan Goa Jomblang dan Pindul ala Backpacker

Berawal dari pertemanan sewaktu mendaki Gunung Rinjani, Lombok dan sampai akhirnya kami membentuk grup di salah satu media sosial. Dari perbincangan di grup itulah awal mulanya perjalanan berikut kami dengan maksud temu kangen (padahal baru satu bulan tidak ketemu sih) hehe, dan tujuan trip kami kali ini adalah Jogjakarta yang notabene-nya adalah sebuah kota dengan berbagai macam destinasi wisata, baik itu wisata kuliner, wisata pantai, candi, goa dan lain-lain.

So....... Awal perjalanan sebut saja kami Tim Rinjani dimulai dari Stasiun Senen, Jakarta pada hari Jumat (7/2/2014), kami berenam lalu menjadi berdelapan (2 orang tambahan dari salah satu teman kami ada yang mau jajal trip bersama tim Rinjani). Sebelumnya, kami berdelapan sudah memesan tiket kereta kelas ekonomi Bengawan seharga Rp95 ribu jurusan Ps Senen - Solo (tapi kami turun di Jogja loh) jam berangkat kereta adalah jam 13.00 dan kami berenam sudah kumpul di stasiun kira-kira pukul 12.30 WIB dan 2 orang teman kami yang tambahan baru datang hampir jam 13.00 WIB (pastinya kami kalang kabut nyari mereka berdua karena sudah mepet dengan jadwal berangkat kereta) tapi sih akhirnya datang juga beberapa menit sebelum kereta mulai berjalan (on time keretanya, salut kepada PT KAI) dan kami pun langsung naik kereta yang akan membawa kami ke kota Gudeg.

Salah dua orang yang duluan sampai stasiun Senen hehe
Bicara sepanjang perjalanan di kereta, berhubung bangkunya dekat-dekatan jadi banyak hal yang kami lakukan baik itu bercanda satu sama lain, main ponsel pintar, mengerjakan pekerjaan kantor (saya banget ini karena ga cuti :p), sekedar mendengarkan musik, foto-foto narsis atau tidur supaya tidak berasanya waktu perjalanan yang akan kami tempuh hampir 8 jam. Tapi memang bukan jalan-jalan kalau tidak punya cerita pastinya, jadi sepanjang jalan lebih dihabiskan bercerita saat masa-masa pendakian di Gunung Rinjani baik itu suka maupun duka.

Foto-foto di dalam perjalanan
Setibanya di stasiun Cirebon datanglah seorang anak muda kebetulan tempat duduknya gabung dengan kami semua (maklum kereta ekonomi tempat duduknya ramai) kebetulan dia pun mau ke Jogja ke kampus tercintanya Universitas Gajah Mada (UGM) nama si anak muda ini kebetulan saya lupa hehe dan perbincangan kami semua pun bertambah makin seru dari ngobrol serius sampai yang ga karuan juntrungannya pun kami bicarakan maklum anak muda labil. hahaa


Ciiee elah langsung mepet nih hahaha
Keakraban makin terasa satu sama lain, bahkan dengan si anak kampus UGM itu pun larut kedalaman keakraban kami yang sudah hampir satu bulanan ini kami jalin. Dalam perjalanan pun saya sibuk mencari penginapan untuk teman-teman di Jogja (maklum acara dadakan jadi belum sempet booking penginapan) berhubung ada beberapa teman disana (Jogja) jadi saya coba hubungi mereka dan alhasil penginapan banyak yang penuh (nyari yang murah tapi enak hahaha), nah si anak kampus pun dengan baik hati menawarkan penginapan di sekretariat mapala kampusnya, tapi bukannya sombong kami menolaknya, karena kami pikir terlalu jauh jarak tempuhnya kesana (pengen lebih dekat ke Sarkem haha).

Sarkem di pagi-pagi buta hahaha
Sesampainya kami di Stasiun Lempuyangan, Jogja sekitar pukul 21.55 WIB, kami pun masih belum tahu harus kemana lagi maklum ketua rombongannya baru berangkat dari Bandung menggunakan kereta malam. Jadi dengan ketidakpastian akhirnya kami memilih berjalan kaki menuju ke Malioboro (teman saya menyarankan untuk mencari penginapan disana) sekalian mencari makan malam juga, maklum sudah lewat jam makan malam jadi cacing-cacing di perut sudah demonstrasi menuntut hak mereka.

Jalan santai menuju Malioboro dari Lempuyangan
Setibanya di jalan Malioboro kami langsung menuju ke lesehan kopi Joss diseberang Stasiun Tugu, ini saran teman saya yang mengatakan kalau disitu lebih enak dibanding dengan yang lainnya. Dan akhirnya ketemulah dengan tempat lesehan itu, sambil melepas lelah kami pun menyantap hidangan ala kopi joss yang telah kami pesan sambil ditemani segelas susu jahe, ada juga yang mesan lain sih.

Gaya dulu walaupun udah kusut di Malioboro hehe
Lanjut, setelah para tuntutan cacing di perut terpenuhi, sekitar jam 00.00 WIB itupun pastinya sambil foto-foto narsis kami lanjutkan perjalanan menuju ke Jalan Sosrowijayan yang katanya adalah kampung backpacker, dan betul juga ternyata kami disana menemukan penginapan yang murah meriah Rp250 ribu (2 kamar) walau pakai kipas akhirnya kami berdelapan bisa menemukan kasur untuk sekedar tidur-tidur cantik dan ganteng sebelum melanjutkan perjalanan esok paginya menuju Gunung Kidul tempat goa-goa yang akan kami telusuri.

Jalan Sosrowijayan, kampung Backpacker
Keesokan harinya sekitar pukul 5.30 WIB teman kami yang dari Bandung tiba di penginapan kami dan dia datang berdua dengan temannya bersama mobil rental yang akan kami gunakan untuk akomodasi selama di Jogja dan kami sewa seharga Rp550 ribu (2hari) yang sebelumnya menjemput mereka di stasiun Lempuyangan. Setelah berkemas selesai, kami lanjutkan perjalanan menuju ke Gunung Kidul jam waktu itu menunjukkan pukul 6.30 WIB, sekitar 2 jam perjalanan akan kami tempuh.

Akhirnya setelah mengaspal hampir 2 jam kami sampai juga di Gunung Kidul, namun ternyata tidak sesuai perkiraaan sebelumnya, kami masih harus menunggu teman-teman Mapala UGM yang akan mengawal kami ke Goa Jomblang (destinasi pertama) yang akan kami kunjungi. Sembari menunggu, kami menyempatkan diri untuk mencari makan, maklum belum makan dari pagi dan pada waktu yang pas ketemulah warung soto di sekitaran jalan yang kami lalui.


Makan Siang di Sekitaran Kota Gunung Kidul
Setelah makan kenyang dan masih juga menunggu teman-teman dari mapala UGM kami semua melakukan aktivitas masing-masing, baik itu tidur, bercanda atau mengerjakan pekerjaan kantor (tapi kali ini bukan saya, tapi teman saya bu dokter loh :p).

Jam di dinding rumah makan menunjukkan pukul 11.00 dan teman-teman dari mapala UGM sudah hampir tiba di Gunung Kidul, jadi kami pun bersiap-siap menunggu di alun-alun untuk titik bertemu dengan mereka (teman-teman mapala UGM), tak lama menunggu akhirnya mereka pun datang dengan menggunakan dua buah sepeda motor dengan tiga orang yang akan mengawal kami ke Goa Jomblang dan perjalanan dilanjutkan ke tempat destinasi tujuan pertama kami, yaitu Goa Jomblang.

Sesampainya di Goa Jomblang pukul 11.45 WIB, kami pun mulai mempersiapkan petualangan. Oya sekedar informasi untuk bisa masuk sana kami membayar uang sebesar Rp50 ribu itupun sebenarnya seikhlasnya untuk kuncen (juru kunci) sana berhubung kami membawa anak Mapala jadi kegiatan ini hanya membayar uang sebesar itu saja..


Persiapan sebelum Vertical Caving Goa Jomblang
Ngobrol-ngobrol manja sebelum vertical caving
Lebih lanjut, setelah siap dengan alat-alat untuk kami menurunin tebing, yakni harness dan kawan-kawannya, kami pun berjalan menuju ke spot penurunan tebing untuk nantinya kami turun dengan kedalaman mencapai 20 meter sampai ke dalam goa.


Hayyoooo loohhh mendadak takut haha
Suasana di dalam Goa Jomblang
Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB dan tim dari Mapala UGM mempersiapkan pemasangan alat-alat untuk akses kami turun, sekitar pukul 13.00 WIB kami pun satu per satu mulai bersiap menggunakan harness untuk turun ke dalam goa, dan kebetulan harness yang dibawa tim terbatas jadi kami pun bergantian memakainya.

Tak terasa waktu bergulir begitu cepat dan waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB namun baru enam orang plus satu anak mapal yang bisa turun ke dalam goa, dan kami pun empat orang plus dua orang anak mapala yang masih di atas memutuskan untuk tidak melanjutkan karena kondisi cuaca dan juga sudah mulai gelap, akhirnya kami memutuskan untuk meminta kembali ke atas tim yang sudah di bawah.

Satu per satu tim akhirnya kembali sampai di atas dan jarum jam di tangan kami menunjukkan pukul 00.00 WIB, selesai berkemas kami melanjutkan perjalanan untuk menuju homestay di kawasan Goa Pindul (sempat kesasar juga saat akan keluar ke jalan raya dari Goa Jomblang sih hehe), dan tak disangka cacing-cacing diperut kami mulai pemberontakannya lagi jadi kami pun memutuskan untuk mencari makan di sekitaran kota Gunung Kidul. 

Tak berselang lama beristirahat (makan malam), kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Goa Pindul, disana ketua tim kami sebelumnya sudah memesan homestay seharga Rp300 ribu/hari (tarif per orang Rp30 ribu) yang akan menjadi tempat istirahat kami sebelum melanjutkan petualangan keesokan paginya.


Makan malam di sekitaran kota Gunung Kidul usai ke Goa Jomblang
Sehabis makan malam dari Goa Jomblang
Mentari pagi telah bersinar dan ayam pun mulai berkokok, satu per satu teman-teman kami pun terbangun dari tidurnya dan kebetulan saya menjadi orang terakhir yang bangun (maklum abis deadline tulisan sampe pagi :p), dan setelah bersih-bersih lalu sarapan, kami pun bersiap melanjutkan petualangan ke Goa Pindul (biaya Rp55ribu/ orang untuk penelusuran Goa dan Rafting di sungai), namun satu teman kami memilih tidak ikut karena takut dengan air padahal sih pengen deketin anaknya yang punya homestay sih hehe :p

Dengan berjalan kaki, kami menuju ke loket Goa Pindul yang berjarak tidak begitu jauh dari homestay. Setelah menyelesaikan administrasi, kami diminta untuk memilih pakaian safety (pelampung) dan mengenakannya setelah itu kami memilih ban dalam sebagai alat untuk menelusuri goa. Tak lupa juga kami sambil foto-foto dong (oya di wisata goa pindul ini disediakan dokumentasi sepuasnya dengan fotografernya yang bisa di tebus dengan Rp150ribu / cd).


Sebelum penelusuran Goa Pindul
Start penelusuran Goa Pindul
Puas berfoto-foto ria, kami pun mulai menelusuri goa yang kira-kira sepanjang 1 km (ada 2 orang gaet dan 1 orang fotografernya loh), setelah bergelap-gelapan didalam goa, kami melanjutkan petualangan hari kedua kami dengan rafting disekitaran sungai goa pindul (kebetulan musim hujan jadi air disana agak keruh atau cokelat)

Setelah puas bermain air di sungai hampir 1,5 jam (ada sesi loncat bebasnya dengan jarak 8 meter loh), kami pun sudahi petualangan hari kedua ini dan kembali ke homestay untuk makan siang yang sudah di sediakan oleh ibu-ibu pemilik homestay (bayar lagi untuk tambahan makan siang).

Sembari bersih-bersih badan dan makan tak lupa juga kami pun bersiap membereskan pakaian, karena harus mengejar kereta malam yang akan membawa kami pulang ke Jakarta, takut terlambat karena perjalanan ke Jogja ditempuh hampir 2 jam.
Waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB dan kami pun memacu mobil dengan cepat demi mengejar waktu (takut tertinggal kereta), kebetulan hujan deras mengantarkan kepergian kami dari daerah Gunung Kidul.

Selang 2 jam kami tiba di stasiun Lempuyangan dan kereta pun sudah bersandar rapi di jalurnya padahal masih kurang setengah jam lagi dari jadwalnya. Sambil menunggu mpunya mobil rental datang, kami pun tak lupa berfoto-foto ria, oya satu teman kami kebetulan berbeda jurusan, karena dia mengarah ke Bandung dan juga belum mendapatkan tiket (tapi akhirnya dapat juga sih tapi malamnya).


Sebelum pulang ke Jakarta
Dan sekitar 8,5 jam perjalanan (jam 00.00 WIB), akhirnya kami sampai di Jakarta dan kami pun berpisah arah karena ada yang turun di stasiun Jatinegara dan beberapa turun di stasiun Ps Senen. Oya yang terakhir teman kami di Bandung pun sampai dengan selamat keesokan paginya. :)


Tim yang buat heboh Gerbong Kereta
Walaupun masih berasa kurang liburannya, namun kami merasakan begitu berkesan dan pastinya akan merindukan perjalanan ala ala kami meskipun badan pegal-pegal dan paginya kembali beraktivitas dikarenakan hari Senin (10/2/2014)hehe :p

******
27 Februari 2014 (00.00 WIB)

DenChito

NB:
Thanks to teman-teman yang ikutserta: Andro (si Raja Kentut), Finna (Sang Pendongeng), Dela, Hendra (Sarkem lovers), Cynthia, Ombe (Pinky Boy paporite wanita), Bu dokter Mahrun, Bang Jo, dan Metha.. dan tim mapala UGM, Adit, Yoga dan Hara.

"Tak Ada Cerita Tanpa Sebuah Perjalanan"

PENAMPAKAN LAINNYA :

Anak Hilang lagi hanyut haha




katanya sih Loncat Indah ini :p

Akhir penelusuran Goa Pindul

Tuhkan girang mau maen air
Foto dulu sebelum rafting di sungai oya
Gaya euyyy

Auuuuuoooooooo 8 meter cuy


Sebelum loncat indah di dalam Goa Pindul