Melanjutkan catatan perjalanan (Catper) sebelumnya, kali ini saya coba mengulas perjalanan lanjutan menempuh belantara Indonesia yang penuh dengan pesona nan cantik jelita. Dan pada catper kali ini saya akan menceritakan petualangan ke gunung Prau yang bertempat di Jawa Tengah tepatnya di kota Wonosobo pada 29-31 Agustus 2014.
Sebenernya destinasi awal saya dan teman-teman itu menuju ke Festival Dieng 30-31 Agustus 2014, berhubung harga tiket ke festival itu relatif mahal dan kuota terbatas maka kami akhirnya memutuskan untuk berangkat menuju Gunung Prau. Obrolan demi obrolan terus digulirkan sampai pada akhirnya banyak teman-teman yang bersedia ikut serta dari sebelumnya hanya 4 orang menjadi 17 orang di tambah 6 orang bertemu di lokasi (Wonosobo).
Setelah memastikan destinasi, kami pun memesan tiket kereta api untuk transportasi kami menuju Purwokerto, Jawa Tengah dan kami dapatkan tiket kereta api Jaka Tingkir jurusan Jakarta - Purwosari seharga Rp95.000 dengan jadwal berangkat 23.00 WIB dari Stasiun Senen pada hari Jumat, 29 Agustus 2014.
Nah ini, awal perjalanan dimulai dari sebuah Stasiun di pusat kota Jakarta pada Jumat, 29 Agustus 2014, dimana kami memastikan untuk berkumpul di Stasiun pada jam 21.30 WIB. Satu per satu teman-teman mulai berdatangan dan kami pun bergegas naik ke kereta yang akan membawa kami ke Purwokerto tepat pada jam 23.00 WIB. Perjalanan Jakarta - Purwokerto kami tempuh sekitar enam jam, dan sesampainya di Purwokerto sudah ada rekan kami yang sudah menantikan rombongan dari pukul 3.00 WIB bersama dengan bus carteran yang akan kami tumpangi menuju ke basecamp di Wonosobo.
|
Narsis ketika kereta lansir di Cirebon, Jawa Barat |
|
Mangan Ra Mangan Ngumpul |
|
Berhenti untuk istirahat sejenak di kota Wonosobo |
Tepat pukul 5.30 WIB kami melanjutkan perjalanan dari Stasiun Purwokerto menuju ke Wonosobo (basecamp) dengan menggunakan bus yang kami carter dengan biaya per orang sekitar Rp120 ribu. Perjalanan menuju ke Wonosobo kami tempuh sekitar tiga jam perjalanan dengan jalan yang meliuk-liuk bak ular tangga dalam permainan monopoli.
Sampai di kota Wonosobo sekitar pukul 8.30 WIB dan sudah ada satu orang teman dari Bandung yang sudah datang lebih dahulu menunggu di alun-alun Wonosobo, setelah bertemu teman kami tersebut, kami lanjutkan perjalanan tapi kali ini mampir ke sebuah Rumah Makan untuk sarapan pagi terlebih dahulu sebelum kembali melanjutkan perjalanan ke basecamp Prau. Cukup istirahat untuk sekedar mengisi perut yang sudah konser, kami kembali ke bus untuk tancap gas menuju ke Pasar untuk belanja logistik pendakian.
Usai berbelanja, kami pun bergegas menuju ke basecamp karena kebetulan teman kami tiga orang yang menggunakan bus dari Jakarta juga sedang menuju ke basecamp. Akhirnya sekitar pukul 10.30 WIB kami sampai di basecamp Prau dimana disini kami melakukan istirahat ringan dan juga packing ulang tas carrier kami sebelum melakukan trek menuju puncak Prau.
|
Sebelum mulai trek pendakian |
|
Basecamp Prau di Wonosobo, Jawa Tengah |
Tepat pukul 13.00 WIB setelah tiga orang teman kami yang menggunakan bus telah tiba serta menyelesaikan administrasi untuk pendakian ke Gunung Prau, akhirnya kami memulai awal trek dengan melalui perkampungan penduduk bernama desa Patak Banteng dan kami pun nantinya akan melewati 3 Pos hingga akhirnya sampai di camp area Gunung Prau yang biasanya di tempuh dengan waktu 2-2.5 jam.
Berawal dari jalanan rumah penduduk yang memiliki kontur jalan menanjak terjal sampai ke Pos I. Dari awal trek sebenarnya ada fasilitas ojek menuju ke Pos I tapi kebetulan teman-teman lebih memilih berjalan kaki karena jaraknya tidak terlalu jauh.
Dari mulai Pos I baru mulai lah trek tanah yang agak berdebu dan agak terasa cuaca panasnya sinar matahari menyentuh kulit dikarenakan tidak adanya pepohonan di sekitar jalur. Oya di sepanjang jalan menuju ke Pos II ada warung yang bisa di mampiri untuk sekedar ngopi atau santai-santai sejenak setelah kaget dengan awal trek yang langsung menanjak terjal.
Sesampainya di Pos II kami disambut oleh hutan pinus yang cukup melindungi kami dari sengatan sinar matahari yang membakar kulit di tambah desiran angin sepoi-sepoi yang dingin, yang membuat mata ini terasa berat (baca: ngantuk) maka tidak heran jika beberapa teman-teman ada yang tidur-tiduran di jalur dan juga sambil menyeduh kopi yang biasa kami sebut "black stones".
|
Jalur menuju ke Pos II |
|
Pos II Canggal Walangan |
Lanjut dari Pos II menuju ke Pos III dimana jalur mulai terasa melelahkan karena sudah mulai agak terjal sampai menuju ke camp area. Dari Pos III kami pun terus menggas langkah kaki untuk terus berjalan sampai ke camp area walau sesekali berhenti untuk sekedar menarik nafas. Sekitar pukul 16.00 WIB kami sampai puncak yang biasa disebut camp area.
|
Sesi Foto sambil melepas lelah |
Sesampai di camp area, kami pun bergegas mendirikan tenda, dikarenakan cuaca yang mulai dingin dan angin yang berhembus terasa menyejukkan. Di camp area inilah kita dapat menikmati sunset dan juga 'Golden Sunrise' dikeesokan paginya.
Oya sekedar informasi, trek pendakian Prau ini akan sangat licin ketika musim hujan dikarenakan jalurnya mayoritas tanah merah tanpa rerumputan.
#SalamSemesta #SalamLestari
FOTO-FOTO lain:
|
Jangan tinggalkan sampah, bawalah turun kebawah |
|
Masih malu-malu menampakkan rupanya |
|
Sunrise di camp area Prau |
|
Jalur pendakian menuju pos 2 |
|
pohon Carica |
|
suasana Camp Area di pagi hari |
|
malam hari di Camp Area |
|
Usai mendirikan tenda |
|
Menuju camp area |
|
Si kecil Jani yang masih bersemangat mendaki ditemanin tante wie |
|
Full Team |
keren ni gunung prau.apalagi sunrisenya,cakep banget tapi sayang belu ada kesempatan main kesana :(
BalasHapuskalo di plan sih insya Allah kesampean kok :)
HapusTernyata lebih mahal naik kereta ya kak 😁
BalasHapushehe tergantung keretanya sih kak mahal apa ga-nya karena kita kebanyakan orang-orang kantoran jadi ambil yang jam malam dan agak mahal...hehe
Hapusbang, potonya pake kamera apa ya kok bagus? :D
BalasHapusmakasih kak.. pake canon 70D, Samsung Note dan Samsung Pocket..
Hapus