DC-66
Kali ini cerita mengenai Perjalanan ke sebuah Gunung di kawasan Indonesia bagian Tengah tepatnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat, yakni Gunung Rinjani yang terkenal dengan keindahan alamnya. Saking indahnya, banyak para pendaki yang bermimpi untuk menginjakkan kakinya disana, tak hanya pendaki lokal, yang dari belahan dunia lain pun banyak yang menghinggapi tempat ini. Ok... berikut ini catatan perjalanan tim Khyber Pass Rinjani XI yang mulai start berangkat dari Jakarta pada 25 Desember 2013 - 3 Januari 2014.
Perjalanan kami bermula dari meeting point di sebuah pool bus
Pariwisata di bilangan Bekasi Barat, disana kami rombongan sekitar 30
orang dari event Khyber Pass outdoor sudah berkumpul ada yang dari siang
hari (24 Desember) dan kami pun baru berangkat pada pukul 06.00 WIB di
keesokan harinya (25 Desember) dengan menggunakan bus pariwisata 3/4
(tiger bahasa bekennya) kami akan melakukan perjalanan selama dua hari
berdasarkan itinerary dari yang empunya event, yakni Om Jon.
Foto Bersama Dalam Perjalanan Menuju Lombok |
Baru
saja sampai diruas jalan Tol Jakarta-Cikampek, kami sudah disambut
meriah oleh kemacetan (maklum waktu itu pas banget libur panjang) so
perjalanan kami nampaknya agak sedikit molor dibandingkan dengan run
down acaranya, sesampai di Karawang, Jawa Barat kami kedatangan
rombongan lagi, kali ini berjumlah dua orang.
Narsis di Bus |
Setelah
menaikkan kedua orang itu, kami lanjutkan perjalanan kembali dan
pastinya masih macet yang menghiasi perjalanan kami di jalur Pantura
Jawa Barat. Setelah beberapa jam menempuh perjalanan, akhirnya kami
singgah di salah satu Rumah Makan di daerah Indramayu, Jawa Barat untuk
sekedar makan siang, sholat Dzuhur dan bersenda gurau untuk mengakrabkan
satu sama lain yang sebelumnya memang belum kenal dan baru bertemu di
trip ini.
Selesai bersantap siang, kami lanjutkan
kembali perjalanan menuju ke kota Semarang disana sudah menunggu dua
orang rekan kami yang juga akan ikut dalam trip Rinjani kali ini.
Keesokan paginya, sampai di daerah Porong kami pun berhenti untuk
sarapan di sebuah Rumah Makan, disini juga kami kedatangan rekan kami
dari Surabaya seorang Ibu berumur hampir 42 tahun (hehe main tebak buah
manggis) yang juga akan ikut menikmati pesona alam di Rinjani.
Sarapan di Restoran kawasan Porong, Jawa Timur |
Menuju Kapal di Pelabuhan Ketapang |
Lanjut
perjalanan, malam pun menghampiri tim kami menuju ke Banyuwangi untuk
menyeberang ke Pulau Bali sebelum menyeberang kembali ke Pulau Lombok
destinasi akhir kami untuk memulai petualangan beberapa hari di Rinjani
dan Gili Trawangan.
Foto sebelum menaiki Kapal Penyeberangan di Pelabuhan Padang Bai |
Suasana di kapal penyeberangan dari Banyuwangi ke Bali |
Sebelum masuk kapal di Pelabuhan Padang Bai |
Untuk kedua kalinya melintasi laut namun kali ini kami melewati hantaman ombak
yang tak karuan dan telah memakan korban mabok laut banyak teman-teman
termasuk penulis juga, akhirnya kami tiba di Lombok sekitar pukul 5.30
WITA (sudah berubah zona waktunya sejak di Bali), lalu perjalanan
dilanjutkan ke Basecamp Lombok dimana nanti di Basecamp itu kami kembali
melakukan packing ulang sebelum benar-benar mendaki, sekalian
meluruskan kaki setelah menempuh perjalanan 2 hari.
Sesaat sebelum sampai Lombok di atas kapal |
Foto dulu sebelum meluncur di Basecamp Lombok |
Sesampainya
di Basecamp, kami disambut dengan ramah oleh tim Lombok yang diketuai
oleh Bang Fian. Bang Fian dan tim inilah yang nantinya ikut dengan kami
melakukan pendakian di Rinjani. Oya... ada juga peserta yang dari
Jakarta berjumlah tiga lelaki setengah tua (STW) yang sudah lebih dulu
sampai, kebetulan mereka menggunakan burung besi alias Pesawat.
Bang Fian dan Tim di Basecamp Lombok |
Hampir 30 menit kami istirahat dengan sarapan, mandi dan packing ulang,
kami pun bergegas naik ke truk yang akan membawa kami ke desa Sembalun
dimana nanti awal perjalanan menuju Puncak Rinjani bermula dari situ.
Perjalanan
dimulai dengan akomodasi truk menuju desa Sembalun yang diperkirakan
dari Basecamp sampai ke desa Sembalun kira-kira 20 menit dengan jalanan
yang naik turun layaknya lagu "Naik-naik ke Puncak Gunung".
Berfoto santai dulu di atas Truk ahaiiii |
Jam
saat itu menunjukkan pukul 11.00 WITA dan kami pun tiba di desa
Sembalun, berhubung kala itu hari Jumat jadi setelah menurunkan tas-tas
pendakian kami, kami pun yang laki-laki bergegas menuju Masjid disekitar
situ untuk melakukan Ibadah Sholat Jumat.
Usai Sholat Jumat, kami pun kembali berbaur dan beramai-ramai untuk makan
siang bersama dengan nasi bungkus yang dilengkapi makanan ayam pedas ala
Lombok (namanya juga Lombok, jadi makanannya serba pedas).
Kumpul sebelum briefing |
Cacing
diperut mulai tenang, kami dan tim pun melakukan briefing yang dipimpin
oleh Bang Fian selaku Pemuda Setempat (PS) dilanjutkan dengan doa
bersama untuk keselamatan kami dan tim selama pendakian yang akan
dilakukan selama 4 hari.
Berdoa bersama selesai, kami pun
memulai perjuangan kami untuk menempuh ketinggian 3.726 mdpl dan kala
itu waktu menunjukkan pukul 14.30 WITA dan target kami sampai ke pos 2
pada pukul 17.00 WITA.
Perjalanan di mulai dari desa Sembalun |
Masih segar bugar hehe |
Melalui perkampungan Sembalun,
dan setelah itu kami melintasi padang savana yang luas walau sesekali
melintasi hutan dan kembali ke padang savana ditemani gemericik air
(baca: gerimis) yang membasahi carriel dan jas hujan kalau bahasa
kerennya raincoat.
Masih seger bugar haha |
Padang Savana menuju Pos 2 |
Sebelum jam 17.00 WITA kami pun satu
persatu sampai di Pos 2 dimana di pos ini kami akan mendirikan tenda
untuk istirahat, karena tidak memungkinkan melanjutkan perjalanan ke Pos
3. Sambil menunggu yang lain, kami pun mendirikan tenda dan ada juga
yang memasak sekedar isi perut ataupun kopi segelas yang membawa nikmat.
Pos II |
Mari mendirikan Tenda |
**** |
Dapur ala kadarnya |
Sore
berganti malam, keheningan malam pun seharusnya terasa, namun karena
kami ramai jadi suasana hening di gunung pun berubah menjadi ramai
dengan canda tawa cerita lucu sepanjang perjalanan dari desa Sembalun ke
Pos 2, suasana pun mencair dengan beramai-ramai mencicipi hidangan ala
chef dadakan di masing-masing tenda. Malam kian larut dan angin jua lah
yang mengusir kami untuk bergegas masuk ke dalam tenda dan tidur.
Eksis Sore hari |
Ayam
berkokok (ini boong karena siapa juga ayam yang mau naek ke gunung bawa
carriel) tanda pagi menjelang, rekan-rekan pun satu persatu keluar dari
dalam tenda untuk menghirup udara kebebasan (duh.. berasa keluar
penjara) sambil menunaikan ibadah Sholat subuh dilanjut berfoto-foto
ria, ngopi-ngopi ganteng ataupun cemal cemil imut dan melakukan packing
kembali kami lakukan sampai pukul 9.00 WITA untuk melanjutkan perjalanan
menuju ke pelawangan Sembalun yang diperkirakan akan ditempuh selama 7
jam lamanya berjalan kaki.
Tepat pukul 9.00 WITA satu
persatu rekan kami melanjutkan perjalanan menuju ke Pelawangan Sembalun
yang ditarget sampai disana pada pukul 16.00 WITA. Lama ya.. terang aja
lama, karena ini adalah trek sebenarnya, kalau yang di awal tadi
ibaratnya cuma pemanasan aja untuk melonggarkan otot-otot yang tegang.
Menuju ke pos 3 |
Sehabis
Pos 2, kami akan menemukan beberapa pos sebelum sampai di Pelawangan
Sembalun dan setelah sampai di Pos 3 untuk sekedar istirahat makan
siang, kami pun akan di uji fisik dengan yang namanya Bukit Penyiksaan dan Penyesalan,
kenapa namanya begitu.. sudah pasti menyiksa dan akan menyesal karena trek yang dilalui di
bukit penyiksaan itu ga ada bonusnya ditambah jalur mendaki yang terjal
yang terkadang membuat dengkul terasa pindah dari depan ke belakang di
tambah suhu udara yang makin dingin dengan kabut menutupi jarak pandang
kala itu.
Dan di bukit penyiksaan itu, jika kami
bertanya dengan gaet, porter yang sedang bertugas ataupun rekan pendaki
lain yang sedang turun dan melintasi kami, mereka akan selalu bilang
"Sebentar lagi sampai, ayo.." atau mereka akan bilang "Itu udah
keliataan, sebentar lagi sampai" tapi yang sebenarnya adalah masih
jauh......... dan kata-kata tersebutlah yang membangkit semangat dan
penasaran kami untuk melanjutkan perjalanan.
Bukit Penyiksaan |
Setelah
melalui perjuangan hingga tetes air mineral di saku carriel habis,
akhirnya kami sampai di Pelawangan Sembalun pada pukul 16.30 WITA dan di
sinilah kami kembali mendirikan tenda untuk kemudian pada tengah malam
sekitar pukul 00.00 WITA kami lanjutkan perjalanan menuju puncak
Rinjani.
Camp Pelawangan Sembalun di pagi hari |
Waktu bergulir dan menunjukkan pukul 00.00 WITA, satu persatu rekan-rekan bangun dan keluar dari tenda sambil ada yang mempersiapkan sarapan untuk dimakan demi menambah tenaga saat akan naik ke puncak Rinjani. Sekitar pukul 00.30 WITA kami pun berkumpul dan melakukan briefing yang dipimpin oleh Bang Dion yang akan memimpin perjalanan kami menuju puncak.
Selesai melakukan briefing dan berdoa, kami pun langsung melakukan start perjalanan menuju 3.726 Mdpl yang diperkirakan akan menempuh perjalanan sekitar 4-5 jam untuk menuju puncak. Udara dan angin kencang pun menemani setiap langkah-langkah kami menuju puncak. Oksigen yang menipis mulai terasa ketika sudah berada di punggungan puncak Rinjani dan kami pun beristirahat sejenak sembari menunggu teman-teman yang lain.
Menuju 3.726 Mdpl |
Setelah beristirahat beberapa menit kami lanjutkan perjalanan kembali, maklum tidak boleh berlama-lama berhenti karena suhu udara yang dingin dan lapisan oksigen yang tipis. Dan akhirnya setelah menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam, kami pun sampai di Puncak Rinjani. Beberapa rekan menyempatkan untuk Sholat Subuh di puncak dan sebagian lagi ada yang mengabadikan momen yang indah ini.
***
3.726 Mdpl Puncak Rinjani |
Di Puncak Rinjani |
Puas menikmati pemandangan alam yang sungguh luar biasa dari Puncak Gunung Tertinggi kedua di Indonesia, kami kembali turun menuju ke Pelawangan Sembalun dan kembali packing untuk turun menuju ke Danau Segara Anak.
Menuju Ke Danau Segara Anak |
Sembari sarapan dan berkemas, kami pun satu persatu melanjutkan perjalanan menuju Danau Segara Anak. Kali ini perjalanan yang akan kami tempuh sekitar 2-3 jam untuk sampai disana dengan trek menurun dan melipir melewati hutan pinus dan padang savana. Berhubung rombongan terbagi beberapa kloter jadi waktu sampai ke Danau Segara Anak pun tidak ditarget namun sebisa mungkin sebelum malam kami harus sudah sampai di Danau Segara Anak. Dan betul saja, kloter terakhir kami pun sampai disana sekitar pukul 19.00 WITA (kebetulan kloter terakhir adalah tim Lombok yang tahu arah jalan pulang kalau kata Cakra Khan).
Trek Menuju Danau Segara Anak |
Mancing di Danau |
****
Keesokan paginya, kami memulai aktivitas di Danau Segara Anak dengan mandi air hangat yang berada tidak jauh dari Danau, ada juga yang melakukan kegiatan mancing ataupun sekedar ngobrol dan mengopi santai. Sekitar pukul 9.00 WITA, kami melakukan perjalanan singkat ke Gua Susu yang berada juga tidak jauh dari Danau dan disana kami pun menyempatkan berfoto-foto ria.
Perjalanan Menuju Goa Susu |
Puas bermain dan berfoto di Goa Susu, kami pun kembali ke camp untuk sekedar istirahat, memancing dan memasak ikan hasil mancing teman-teman atau kegiatan lainnya.
Malam pun menghampiri dan kami pun membuat api unggun untuk menghangatkan sekitaran camp yang kebetulan malam itu agak mendung dan dingin sembari ngobrol dan becanda ditemani kuaci dan segelas kopi hitam yang memikat.
Pagi harinya, kami pun semua bersiap-siap kembali untuk turun (katanya sih turun tapi ternyata treknya naik dulu baru turun). Selesai packing, sekitar jam 9 pagi kami pun memulai perjalanan menuju Pintu Senaru dimana dipintu itu adalah check point terakhir atau finisnya dari perjalanan pendakian gunung Rinjani.
Awal trek dimulai dengan melintasi pinggiran danau segara anak untuk menuju ke pelawangan Senaru yang kira-kira akan kami tempuh sekitar 4-5 jam perjalanan, karena treknya yang harus menaiki bukit dan melintasi tebing-tebing terjal.
Sesampainya di pelawangan senaru, baru trek turun sesungguhnya dimulai. Di trek ini kita akan jumpai 3 buah pos yang jaraknya lumayan jauh antara pos 3, 2 dan 1 dan saat itu jam di tangan menunjukkan pukul 12 siang maka kami pun istirahat sejenak untuk makan dan juga berkomunikasi via gadget kami (di pelawangan senaru sinyal hape lumayan kuat).
Setelah makan, kami pun menancap gas dengan menuruni jalan yang cukup terjal turunannya dan kanan kiri pun dihiasi oleh hutan belantara yang lebat walau sesekali berhenti untuk mengistirahatkan kaki maklum turunan dengkul agak oglag dikit dan kaki pun sedikit lecet.
Pos 3, Pos 2 dan Pos 1 kami lalui dan akhirnya kami sampai juga di Pos Senaru atau Pintu Senaru dan disinilah akhir dari perjalanan pendakian Gunung Rinjani.
Lumayan lega setelah melintasi pintu Senaru karena ga jauh dari pintu Senaru ada sebuah warung yang menyuguhkan beranekaragam cemilan dan minuman ringan dan harganya pun terjangkau pastinya hehehe.
Dari pintu Senaru belum usai perjalanan kami, kami pun masih harus berjalan sepanjang 1 km untuk menuju basecamp kami di Senaru.
Sampai di basecamp Senaru, kami pun bergegas bersih-bersih badan alias mandi dengan kesejukan air di level cukup dingin. Dilanjutkan dengan menyantap makanan khas Lombok yaitu Plecing kangkung. Dan kami di basecamp ini pun menginap sehari dikarenakan ada rekan kami yang baru sampai di basecamp malam dan tidak memungkinkan untuk kami melanjutkan perjalanan menuju ke destinasi lanjutan, yaitu Gili Trawangan. Dan akhirnya kami menghabiskan malam tahun baruan kami disekitaran basecamp.
*******
Demikian catatan perjalanan ini, semoga berkenan dengan tulisan nubie dan dipersilakan memberikan masukan atau saran bahkan kritikan. Dan mohon maaf juga apabila ada penyebutan nama, daerah atau lainnya yang salah. Apabila sakit berlanjut silakan hubungi dokter terdekat.
Terima kasih kepada rekan-rekan trip Rinjani XI yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena saking banyaknya. dan kepada Om Jon (ketua penyelenggara), Bang Fian (sesepuh di Lombok) dan teman-teman pendakian lainnya yang tidak dapat penulis sebut satu persatu karena faktor pengingatan penulis hahahahaa..
Salam kompak dan solid selalu untuk kita semua. Save Our World!!!
-DenChito- Jakarta, 22 Mei 2014, 23.40 WIB
*******
Foto-foto lainnya:
Goa Susu
|
Air Panas di sekitaran Danau Segara Anak |
Pos 2 |
Danau Segara Anak Camp |
Narsis di Danau |
Trek menuju Pelawangan Senaru |
Menuju ke Pelawangan Senaru |
Toko Souvenir di Bali |
Pelawangan Sembalun |
Pelawangan Sembalun sore hari |
di kapal penyeberang ke arah Bali |
At Basecamp Senaru foto-foto sebelum pulang |
"Tak Ada Cerita, Tanpa Sebuah Perjalanan"
Link Slide Show:
http://www.youtube.com/watch?v=NjWEOmYymS4
share ongkosnya dong sam insyaalah akhir tahun mao kesana juga dari Jakarta
BalasHapusuntuk ongkosnya kebetulan saya ikut trip menggunakan bus pp dikenakan biaya Rp1.650 juta... namun apabila backpackeran mungkin akan kurang dari itu...
Hapus