Berikut ini adalah slide show dimana dalam video ini adalah foto-foto hasil jepretan kawan-kawan sewaktu trip ke Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kala itu kami tergabung didalam grup Khyber Pass Rinjani XI.. Untuk lebih melihat seperti apa hasil jepretan kawan-kawan, yukkk... simak video slide show di link di bawah ini....
https://www.youtube.com/watch?v=NjWEOmYymS4
Semua foto-foto yang terdapat di dalam video slide show ini adalah hasil karya tim Khyber Pass Rinjani XI. Terima kasih atas niatannya untuk mengklik link tersebut.. :)
Kamis, 06 Maret 2014
Film Indie Sampah Community
Ini adalah sebuah film pendek hasil karya dari tim Sampah Community yang berdurasi 15 menit dengan judul film "Bintang Terakhir".
Sinopsis:
Film ini mengisahkan dua insan yang sedang jatuh cinta, dan mereka saling berbagi sebuah cinderamata bintang yang menjadi pegangan untuk cinta mereka. Layaknya bintang yang selalu menerangi, jadi bintang itu pun akan selalu menerangi cinta mereka walaupun terpisah oleh keadaan dan waktu. Dan dalam film ini juga menceritakan tentang bagaimana perjuangan seorang lelaki atas wanita pujaan hatinya, walau akhirnya terpisah dan sang lelaki menyesali keadaan, namun Ia selalu tetap mencintai sang wanitanya. So...... untuk lebih lengkapnya silakan disimak di link dibawah ini....
Terima kasih sudah bersedia menonton film Indie kami. Salam
Minggu, 02 Maret 2014
Cerpen: Kisah Si Anak Urakan
Namaku Rio, aku adalah mahasiswa semester 5 jurusan Teknik di sebuah Universitas swasta terkemuka di Jakarta. Aku mungkin bukan tipe cowo yang banyak di idam-idamkan wanita. Bagaimana tidak, aku yang berambut gondrong, dengan gaya yang bisa dibilang urakan, dan diidentikkan dengan anak nakal terkadang membuat orang selalu berpikiran negatif kepadaku padahal IPK ku 3 koma loh.
Suatu hari, bertempat dikampus tercinta (biasa teman-temanku bilang seperti itu) aku sedang nongkrong asik di sekre Mapala (tapi aku bukan anak Mapala) di kampusku sambil bermainkan gitar, aku alunkan lagu-lagu cinta sembari diikuti vokal pas-pasan teman-temanku anak Mapala.
Sedang asiknya kudendangkan lagu cinta, tak disangka seorang Hawa lewat di depan kami, dengan kulit kuning langsat serta dibalut wajah cantik dengan rambut hitam sebahu, lalu menggunakan kaos berwarna putih bergambar hati di padu padankan dengan celana jeans birunya. Tak ketinggalan tas selempang hitam yang melekat di pundak kirinya. Oyaa masih ada... sepatu kets berwarna hitam melengkapi gayanya yang aku bilang sederhana namun terlihat stylish.
Tanpa berpikir panjang, emang dasar kami ini lelaki yang ga boleh lihat cewe cakep jadi tanpa aba-aba kami pun bersiul-siul bermaksud menggoda si dia yang lewat didepan kami tanpa senyum sedikit pun kepada kami malahan dikasih muka asam. haha
Kami sengaja menggodanya karena dia cantik dan kami pun tahu dia adalah teman seangkatan tapi memang kebetulan saat itu kami yang sedang ada di sekre belum kenal, hanya sebatas kenal muka saja. Jujur sih aku kagum dengannya, cuma aku ga berani untuk ngajak kenalan dia maklum aku berpikir aku ini anak urakan yang tak jelas juntrungannya mana mungkin dia mau berkenalan dengan seorang berandalan macam aku ini.
Selang beberapa hari, aku kembali menemuinya tapi kali ini aku pas-pasan dengannya di depan pintu gerbang kampus kebetulan aku baru sampai dan sepertinya dia akan menuju tempat makan atau pulang. Dengan sok gantengnya aku tebarlah paku eh salah tebar senyuman walau terkesan ga manis senyumku hehe.. Sebenarnya sih ga berharap untuk dibalas, cuma sekedar sopan santun aja itu yang di ajarkan Ayahku kepadaku agar ramah terhadap orang walau belum kenal sekalipun.
Kembali ke pembahasan soal senyum, tanpa di duga, entah ada angin topan atau angin apa duuuaarrrr... dia membalas senyumku dan dia lemparkan segelas kaca biar ramai... ehh.. ehh.. bukan kok, dia lempar senyum manisnya dengan lesung pipi yang membolongi kedua pipinya itu ke arahku dengan tatapan matanya yang penuh makna telah menelusuk relung hatiku kala itu.
Duuaarrr... Jantung kala itu mau copot karena secara tiba-tiba jantung seakan berpacu dengan cepatnya. Aiiihhh... pikiranku ga karuan dan aku berpikir "Ahhh kaya gini kali ya jatuh cinta pada pandangan pertama" ucapku dalam hati.
Tapi bodohnya aku saat itu adalah seharusnya aku basa basi menanyakan dia mau kemana, tapi ya sudahlah besok pun pikirku kita akan ketemu lagi kok. Sesampainya di kelas, aku pun masih mengingat kala dia membalas senyumku dan aku pun masih hafal betul raut wajahnya, lesung pipinya, dan setengah lingkaran di wajahnya yang indah kala berpas-pasan denganku tadi.
Sambil berkhayal dikelas, tanpa sadar temanku menepuk bahu ku seakan mengagetkan aku, dan betul saja aku terkaget dan terbengong bengong.. "Ahhh... ganggu aja nih," ucapku kepada temanku.
"Ada apaan sih, tumben lo ngelamun dikelas kaya ayam sayur, biasa ceria banget lo" ujar temanku cewe kala itu. Dan tanpa basa basi aku berceritalah kepada temanku cewe "Iya nih tadi gw ketemu cewe cantik didepan kampus," tuturku.
Selesai kuliah temanku bertanya lagi "Angkatan berapa cewenya? Yang mana sih, sampe jadi ngelamun gitu lo gara-gara dia.. haha," ujarnya sembari tertawa terbahak-bahak yang mengundang teman-temanku yang lain ingin ikut menimbrung. Dengan rada malu-malu aku lalu menjelaskan "Angkatannya sama kok, cuma beda kelas deh setahu gw. Itu yang kemarin lewat pas kita di sekre yang kita goda-godain," jelasku sambil ditertawakan teman-temanku yang akhirnya ikut nimbrung.
Dan entah setan apa yang merasukiku, esok harinya aku begitu antusias untuk hadir dikampus tanpa terlambat sedetik pun aku sudah hadir dikelas. Seusai kelas, aku dan teman-temanku biasa nongkrong di depan kelas sambil ngobrol dan becanda, tanpa disangka dia si gadis dengan senyum menawan bak putri dari kahyangan tiba-tiba lewat walau ga lewat depan kelasku karena kelasku ada di lantai 3 dan aku melihatnya sedang ada dibawah dekat lapangan basket.
Dengan spontan aku memanggil teman-temanku yang sedang asik becanda "Hei.. heii guys.. itu tuh gadis cantik yang kemarin gw ceritain ke lo semua," ucapku dengan semangat kepada teman-temanku. Lalu salah satu temanku mengatakan "Ohh itu si Ayu anak pagi!!," ujar temanku. "Wah... pas banget antara nama dengan parasnya benar-benar ayu," timpalku kepada teman-temanku seraya mereka pun mengeplak kepalaku beramai-ramai.
Tak berselang lama ternyata si gadis yang kata temanku tadi bernama Ayu naik ke lantai 3 dimana ada aku dan teman-temanku yang sedang kumpul didepan kelas. Tanpa memberikan aba-aba layaknya start lari, beberapa temanku yang kenal dengan dia menyeret tanganku sambil memanggil dia. Sudah terbayangkan seperti apa aku, pastinya dengan muka memerah dan pemberontakan namun tak berdaya karena semua temanku memegang erat badan ini.
Dan temanku berkata kepada dia "Hei yu... ada yang mau kenalan sama lo nih!!," ucap temanku dengan lantang bak pahlawan sedang berikrar kemerdekaan. Lalu si dia yang juga sedang bersama teman-temannya berkata "Heii.. siapa?," timpalnya dengan nada D minor nya.
"Ini nih yu orangnya, katanya dia pengen kenalan sama lo cuma malu-malu," tutur temanku. Dengan muka memerah karena dilihat banyak orang serta badan yang gemetaran aku beranikan diri berkata sambil tanganku di julurkan ke arahnya sama teman-temanku.
Dengan suara terbata-bata dan panik aku berkata "Hei... Boleh kenalkan? gw Rio," ucapku malu. Dan dia menyambut juluran tanganku sambil bilang "Hei juga, boleh kok, gw Ayu," tukasnya dengan nada yang menggetarkan jantung.. Brrrr......
Lalu setelah terjadi perkenalan itu teman-temanku satu per satu langsung meninggalkan aku dan dia begitu pun teman-temannya. "Maafin ya teman-teman gw, mereka emang begitu orangnya," ucapku sambil tertawa tegang. Ia pun menimpalnya dengan senyum manisnya "Iya gpp kok hehe,"
Akhirnya perbincangan terjadi walau masih rada kaku, tapi kuberanikan diri untuk bertanya-tanya sambil dipantau teman-temanku pastinya. Hampir 15 menit berbincang, karena kebetulan dia ada mata kuliah yang mengharuskan dia untuk masuk kelas dengan segera akhirnya kuputuskan untuk pamit sementara kepadanya. "Yaudah masuk kelas sana, nanti ga boleh masuk sama dosennya," ucapku dengan gaya sok perhatian walau jantung berdegup kencang sekali seperti abis diteriakin maling. "Ok. gw masuk kelas dulu ya, sampai ketemu lagi ya Io," ujarnya kepadaku sembari berlalu.
Keesokan harinya, kembali aku bertemu dengan dia. Dan kali ini dengan keberanian tingkat dewa aku menghampirinya yang waktu itu dia sedang mengobrol dengan teman-temannya. Jreeenngg... Dengan seribu akal yang entah datangnya darimana, maka kata sapaan pun muncul di kala aku berjalan ke arahnya dan dia sudah mulai mendekat "Haiii yu.. udah selesai kelasnya," ucapku dengan tegas padahal hati udah ga karuan kaya apa guncangannya.
Dan dia pun menjawab dengan nada lembut nan sensasional "Ehh.. lo Io.. iya baru aja bubar.. lo baru dateng ya?," ucapnya. Dengan sigap lalu aku menjawab "Iya baru aja dateng," ujarku kepadanya walaupun sebenarnya udah dari pagi datangnya dan kali ini ditambah dengan agak sedikit senyuman khas joker.
Kebetulan jam menunjukkan pukul 12.00, jadi dengan gaya bak pengusaha yang kantongnya tebal, padahal sih sebelum memberanikan diri menemuinya aku memeriksa isi dompet dan kantong, lalu aku dengan seribu kata mutiara mengajak dia untuk makan siang "Eh udah jam makan siang, makan yuk dikantin?," ajakku seraya menunjukkan arah kantin kepadanya. Dan dia pun dengan senyum sumringahnya berkata "Iyaa lo duluan aja, gw masih ada urusan dulu sama anak-anak nih," ucapnya sambil mengeluarkan telepon genggamnya dari sakunya.
Melihat dia keluarkan telepon genggamnya, dengan seribu akal dan seribu alasan lalu aku katakan kepadanya "Eh iyaa yu, gw minta nomor lo dong? siapa tahu gw ada perlu nih ma lo," rayuku. Dia pun menjawab dengan candaan "Nomor absen apa nomor sepatu?," ucapnya sambil tertawa geli melihat ke arahku.
Bukan Rio namanya kalau ga bisa membalikkan keadaan "Nomor rumah lo aja ga apa-apa kok hahaha, ya nomor hape lo dong," kataku sambil ketawa melihat tawa lepasnya. Lantas dia pun memberikan nomornya kepadaku "Oo nomor hape, bilang dong kirain nomor apaan hehe," ujarnya sambil tersenyum dan menunjukkan nomornya di layar hapenya kepadaku dan lalu aku pun mencatatnya dengan cekatan.
Selesai mencatat nomornya, aku pun lantas berkata "Okay thanks ya yu, ntar gw sms ya," ucapku sambil berpamitan dan berjalan menuju ke arah kantin.
Waktu berlalu dan kedekatan aku dan dia pun sudah semakin intim. Kala itu malam minggu dimana anak-anak muda sepantaranku sudah bersiap untuk menghabiskan malam yang panjang baik itu dengan pacar, gebetan ataupun teman-temannya demikian juga aku yang sudah janjian dengannya untuk jalan di malam minggu yang katanya malam yang panjang.
Setelah waktu maghrib usai aku pun bersiap untuk menjemputnya dirumahnya dibilangan Jakarta Selatan dan kebetulan rumahku dibilangan Jakarta Timur, rada jauh namun dengan motor antik pemberian Ayahku, kupacu sepeda motorku dengan cepat agar tidak terlambat menjemputnya.
Sesampai dirumahnya dengan tepat waktu, dan agak sedikit menunggu dia selesai berdandan aku rapikan sedikit rambut gondrongku dan menyemprotkan parfum abal-abal yang kuminta dari temanku (maklum anak urakan ga punya parfum hehe) agar terlihat rapi dan wangi didepan orang tuanya dan dia.
Tarraaaa..... 10 menit berlalu dan akhirnya sang calon permaisuriku datang, dengan gaya kasualnya dan wewangian khasnya dia menghampiriku dan berkata "Ayoo jalan sekarang?," ucapnya sembari tersenyum. Dan aku pun berucap "Wow cantik sekali kamu, yuk jalan," ucapku dengan nada C minor.
Tak lupa berpamitan dengan kedua orang tuanya, akhirnya kupacu sepeda motor antikku dengan dia dibelakangku sambil memelukku.. Uhhh so sweet..... Sampailah kita disebuah resto yang kali ini sengaja aku pilih yang bernuansa romantis berkat mbah Google jadi aku tahu ada tempat ini karena aku biasa makan di Warung Tegal jadi ga tahu tempat resto keren.
Usai makan malam bersama, perbincangan pun makin seru dengan dia. Niatku malam itu adalah untuk mengungkapkan perasaanku kepadanya, ya mudah-mudahan sih di terima walau masih harap-harap cemas. Sambil membuka tas selempangku yang sebelumnya aku taruh bunga mawar merah yang kubeli di toko bunga dekat rumah, aku keluarkan bunga itu, dan dia pun terkejut melihatnya.
Tak berlama-lama akhirnya aku katakan kepadanya "Ayu... sejak pertama kali bertemu, entah apa yang merasukiku hingga aku ga sanggup untuk memungkirinya. Jujur aku sayang kamu, mau kah kamu menjadi pacarku," ucapku dengan nada serius sambil kusodorkan setangkai mawar merah kehadapannya.
Dia pun terdiam seraya menatap mataku yang nampak berbinar. Lalu aku menimpalkan kata-kataku yang tadi aku ucapkan "Maaf ya kalo seandainya aku udah menyinggung perasaanmu, aku cuma ingin ungkap rasa yang ada dihatiku," ujarku.
Sambil mengambil mawar merah yang ada ditanganku dia berucap "Aduh aku benar-benar ga nyangka loh, Cowo urakan, cuek dan nyebelin kaya kamu bisa romantis begini," ucapnya sambil tak percaya.
Lalu dia mengatakan kembali "Iyaa... aku juga sayang sama kamu Io, dan aku pun merasakan hal yang sama seperti yang kamu rasakan," ucapnya sambil tersenyum dan menggenggam tanganku.
Dengan hati yang deg degan ditambah alunan musik yang saat itu syahdu aku berkata "Alhamdullilah, makasih ya sayang, kamu ternyata mau terima cinta seorang anak urakan nan berandal kaya aku," ujarku sambil tersenyum kepadanya.
Akhirnya malam pun kian larut dan kita pun memutuskan untuk pulang kerumah, sama seperti tadi kupacu sepeda motor antikku dengan dia dibelakangku sambil memeluk erat, mengantarkan sang kekasih baruku pulang. Dibalut dengan perasaan bahagia yang tidak terhingga karena akhirnya cowo urakan nan berandal bisa punya kekasih Ayu yang berparas Ayu. :)
*****
Minggu, 2 Februari 2014 (23:45 WIB)
DenChito
Suatu hari, bertempat dikampus tercinta (biasa teman-temanku bilang seperti itu) aku sedang nongkrong asik di sekre Mapala (tapi aku bukan anak Mapala) di kampusku sambil bermainkan gitar, aku alunkan lagu-lagu cinta sembari diikuti vokal pas-pasan teman-temanku anak Mapala.
Sedang asiknya kudendangkan lagu cinta, tak disangka seorang Hawa lewat di depan kami, dengan kulit kuning langsat serta dibalut wajah cantik dengan rambut hitam sebahu, lalu menggunakan kaos berwarna putih bergambar hati di padu padankan dengan celana jeans birunya. Tak ketinggalan tas selempang hitam yang melekat di pundak kirinya. Oyaa masih ada... sepatu kets berwarna hitam melengkapi gayanya yang aku bilang sederhana namun terlihat stylish.
Tanpa berpikir panjang, emang dasar kami ini lelaki yang ga boleh lihat cewe cakep jadi tanpa aba-aba kami pun bersiul-siul bermaksud menggoda si dia yang lewat didepan kami tanpa senyum sedikit pun kepada kami malahan dikasih muka asam. haha
Kami sengaja menggodanya karena dia cantik dan kami pun tahu dia adalah teman seangkatan tapi memang kebetulan saat itu kami yang sedang ada di sekre belum kenal, hanya sebatas kenal muka saja. Jujur sih aku kagum dengannya, cuma aku ga berani untuk ngajak kenalan dia maklum aku berpikir aku ini anak urakan yang tak jelas juntrungannya mana mungkin dia mau berkenalan dengan seorang berandalan macam aku ini.
Selang beberapa hari, aku kembali menemuinya tapi kali ini aku pas-pasan dengannya di depan pintu gerbang kampus kebetulan aku baru sampai dan sepertinya dia akan menuju tempat makan atau pulang. Dengan sok gantengnya aku tebarlah paku eh salah tebar senyuman walau terkesan ga manis senyumku hehe.. Sebenarnya sih ga berharap untuk dibalas, cuma sekedar sopan santun aja itu yang di ajarkan Ayahku kepadaku agar ramah terhadap orang walau belum kenal sekalipun.
Kembali ke pembahasan soal senyum, tanpa di duga, entah ada angin topan atau angin apa duuuaarrrr... dia membalas senyumku dan dia lemparkan segelas kaca biar ramai... ehh.. ehh.. bukan kok, dia lempar senyum manisnya dengan lesung pipi yang membolongi kedua pipinya itu ke arahku dengan tatapan matanya yang penuh makna telah menelusuk relung hatiku kala itu.
Duuaarrr... Jantung kala itu mau copot karena secara tiba-tiba jantung seakan berpacu dengan cepatnya. Aiiihhh... pikiranku ga karuan dan aku berpikir "Ahhh kaya gini kali ya jatuh cinta pada pandangan pertama" ucapku dalam hati.
Tapi bodohnya aku saat itu adalah seharusnya aku basa basi menanyakan dia mau kemana, tapi ya sudahlah besok pun pikirku kita akan ketemu lagi kok. Sesampainya di kelas, aku pun masih mengingat kala dia membalas senyumku dan aku pun masih hafal betul raut wajahnya, lesung pipinya, dan setengah lingkaran di wajahnya yang indah kala berpas-pasan denganku tadi.
Sambil berkhayal dikelas, tanpa sadar temanku menepuk bahu ku seakan mengagetkan aku, dan betul saja aku terkaget dan terbengong bengong.. "Ahhh... ganggu aja nih," ucapku kepada temanku.
"Ada apaan sih, tumben lo ngelamun dikelas kaya ayam sayur, biasa ceria banget lo" ujar temanku cewe kala itu. Dan tanpa basa basi aku berceritalah kepada temanku cewe "Iya nih tadi gw ketemu cewe cantik didepan kampus," tuturku.
Selesai kuliah temanku bertanya lagi "Angkatan berapa cewenya? Yang mana sih, sampe jadi ngelamun gitu lo gara-gara dia.. haha," ujarnya sembari tertawa terbahak-bahak yang mengundang teman-temanku yang lain ingin ikut menimbrung. Dengan rada malu-malu aku lalu menjelaskan "Angkatannya sama kok, cuma beda kelas deh setahu gw. Itu yang kemarin lewat pas kita di sekre yang kita goda-godain," jelasku sambil ditertawakan teman-temanku yang akhirnya ikut nimbrung.
Dan entah setan apa yang merasukiku, esok harinya aku begitu antusias untuk hadir dikampus tanpa terlambat sedetik pun aku sudah hadir dikelas. Seusai kelas, aku dan teman-temanku biasa nongkrong di depan kelas sambil ngobrol dan becanda, tanpa disangka dia si gadis dengan senyum menawan bak putri dari kahyangan tiba-tiba lewat walau ga lewat depan kelasku karena kelasku ada di lantai 3 dan aku melihatnya sedang ada dibawah dekat lapangan basket.
Dengan spontan aku memanggil teman-temanku yang sedang asik becanda "Hei.. heii guys.. itu tuh gadis cantik yang kemarin gw ceritain ke lo semua," ucapku dengan semangat kepada teman-temanku. Lalu salah satu temanku mengatakan "Ohh itu si Ayu anak pagi!!," ujar temanku. "Wah... pas banget antara nama dengan parasnya benar-benar ayu," timpalku kepada teman-temanku seraya mereka pun mengeplak kepalaku beramai-ramai.
Tak berselang lama ternyata si gadis yang kata temanku tadi bernama Ayu naik ke lantai 3 dimana ada aku dan teman-temanku yang sedang kumpul didepan kelas. Tanpa memberikan aba-aba layaknya start lari, beberapa temanku yang kenal dengan dia menyeret tanganku sambil memanggil dia. Sudah terbayangkan seperti apa aku, pastinya dengan muka memerah dan pemberontakan namun tak berdaya karena semua temanku memegang erat badan ini.
Dan temanku berkata kepada dia "Hei yu... ada yang mau kenalan sama lo nih!!," ucap temanku dengan lantang bak pahlawan sedang berikrar kemerdekaan. Lalu si dia yang juga sedang bersama teman-temannya berkata "Heii.. siapa?," timpalnya dengan nada D minor nya.
"Ini nih yu orangnya, katanya dia pengen kenalan sama lo cuma malu-malu," tutur temanku. Dengan muka memerah karena dilihat banyak orang serta badan yang gemetaran aku beranikan diri berkata sambil tanganku di julurkan ke arahnya sama teman-temanku.
Dengan suara terbata-bata dan panik aku berkata "Hei... Boleh kenalkan? gw Rio," ucapku malu. Dan dia menyambut juluran tanganku sambil bilang "Hei juga, boleh kok, gw Ayu," tukasnya dengan nada yang menggetarkan jantung.. Brrrr......
Lalu setelah terjadi perkenalan itu teman-temanku satu per satu langsung meninggalkan aku dan dia begitu pun teman-temannya. "Maafin ya teman-teman gw, mereka emang begitu orangnya," ucapku sambil tertawa tegang. Ia pun menimpalnya dengan senyum manisnya "Iya gpp kok hehe,"
Akhirnya perbincangan terjadi walau masih rada kaku, tapi kuberanikan diri untuk bertanya-tanya sambil dipantau teman-temanku pastinya. Hampir 15 menit berbincang, karena kebetulan dia ada mata kuliah yang mengharuskan dia untuk masuk kelas dengan segera akhirnya kuputuskan untuk pamit sementara kepadanya. "Yaudah masuk kelas sana, nanti ga boleh masuk sama dosennya," ucapku dengan gaya sok perhatian walau jantung berdegup kencang sekali seperti abis diteriakin maling. "Ok. gw masuk kelas dulu ya, sampai ketemu lagi ya Io," ujarnya kepadaku sembari berlalu.
Keesokan harinya, kembali aku bertemu dengan dia. Dan kali ini dengan keberanian tingkat dewa aku menghampirinya yang waktu itu dia sedang mengobrol dengan teman-temannya. Jreeenngg... Dengan seribu akal yang entah datangnya darimana, maka kata sapaan pun muncul di kala aku berjalan ke arahnya dan dia sudah mulai mendekat "Haiii yu.. udah selesai kelasnya," ucapku dengan tegas padahal hati udah ga karuan kaya apa guncangannya.
Dan dia pun menjawab dengan nada lembut nan sensasional "Ehh.. lo Io.. iya baru aja bubar.. lo baru dateng ya?," ucapnya. Dengan sigap lalu aku menjawab "Iya baru aja dateng," ujarku kepadanya walaupun sebenarnya udah dari pagi datangnya dan kali ini ditambah dengan agak sedikit senyuman khas joker.
Kebetulan jam menunjukkan pukul 12.00, jadi dengan gaya bak pengusaha yang kantongnya tebal, padahal sih sebelum memberanikan diri menemuinya aku memeriksa isi dompet dan kantong, lalu aku dengan seribu kata mutiara mengajak dia untuk makan siang "Eh udah jam makan siang, makan yuk dikantin?," ajakku seraya menunjukkan arah kantin kepadanya. Dan dia pun dengan senyum sumringahnya berkata "Iyaa lo duluan aja, gw masih ada urusan dulu sama anak-anak nih," ucapnya sambil mengeluarkan telepon genggamnya dari sakunya.
Melihat dia keluarkan telepon genggamnya, dengan seribu akal dan seribu alasan lalu aku katakan kepadanya "Eh iyaa yu, gw minta nomor lo dong? siapa tahu gw ada perlu nih ma lo," rayuku. Dia pun menjawab dengan candaan "Nomor absen apa nomor sepatu?," ucapnya sambil tertawa geli melihat ke arahku.
Bukan Rio namanya kalau ga bisa membalikkan keadaan "Nomor rumah lo aja ga apa-apa kok hahaha, ya nomor hape lo dong," kataku sambil ketawa melihat tawa lepasnya. Lantas dia pun memberikan nomornya kepadaku "Oo nomor hape, bilang dong kirain nomor apaan hehe," ujarnya sambil tersenyum dan menunjukkan nomornya di layar hapenya kepadaku dan lalu aku pun mencatatnya dengan cekatan.
Selesai mencatat nomornya, aku pun lantas berkata "Okay thanks ya yu, ntar gw sms ya," ucapku sambil berpamitan dan berjalan menuju ke arah kantin.
Waktu berlalu dan kedekatan aku dan dia pun sudah semakin intim. Kala itu malam minggu dimana anak-anak muda sepantaranku sudah bersiap untuk menghabiskan malam yang panjang baik itu dengan pacar, gebetan ataupun teman-temannya demikian juga aku yang sudah janjian dengannya untuk jalan di malam minggu yang katanya malam yang panjang.
Setelah waktu maghrib usai aku pun bersiap untuk menjemputnya dirumahnya dibilangan Jakarta Selatan dan kebetulan rumahku dibilangan Jakarta Timur, rada jauh namun dengan motor antik pemberian Ayahku, kupacu sepeda motorku dengan cepat agar tidak terlambat menjemputnya.
Sesampai dirumahnya dengan tepat waktu, dan agak sedikit menunggu dia selesai berdandan aku rapikan sedikit rambut gondrongku dan menyemprotkan parfum abal-abal yang kuminta dari temanku (maklum anak urakan ga punya parfum hehe) agar terlihat rapi dan wangi didepan orang tuanya dan dia.
Tarraaaa..... 10 menit berlalu dan akhirnya sang calon permaisuriku datang, dengan gaya kasualnya dan wewangian khasnya dia menghampiriku dan berkata "Ayoo jalan sekarang?," ucapnya sembari tersenyum. Dan aku pun berucap "Wow cantik sekali kamu, yuk jalan," ucapku dengan nada C minor.
Tak lupa berpamitan dengan kedua orang tuanya, akhirnya kupacu sepeda motor antikku dengan dia dibelakangku sambil memelukku.. Uhhh so sweet..... Sampailah kita disebuah resto yang kali ini sengaja aku pilih yang bernuansa romantis berkat mbah Google jadi aku tahu ada tempat ini karena aku biasa makan di Warung Tegal jadi ga tahu tempat resto keren.
Usai makan malam bersama, perbincangan pun makin seru dengan dia. Niatku malam itu adalah untuk mengungkapkan perasaanku kepadanya, ya mudah-mudahan sih di terima walau masih harap-harap cemas. Sambil membuka tas selempangku yang sebelumnya aku taruh bunga mawar merah yang kubeli di toko bunga dekat rumah, aku keluarkan bunga itu, dan dia pun terkejut melihatnya.
Tak berlama-lama akhirnya aku katakan kepadanya "Ayu... sejak pertama kali bertemu, entah apa yang merasukiku hingga aku ga sanggup untuk memungkirinya. Jujur aku sayang kamu, mau kah kamu menjadi pacarku," ucapku dengan nada serius sambil kusodorkan setangkai mawar merah kehadapannya.
Dia pun terdiam seraya menatap mataku yang nampak berbinar. Lalu aku menimpalkan kata-kataku yang tadi aku ucapkan "Maaf ya kalo seandainya aku udah menyinggung perasaanmu, aku cuma ingin ungkap rasa yang ada dihatiku," ujarku.
Sambil mengambil mawar merah yang ada ditanganku dia berucap "Aduh aku benar-benar ga nyangka loh, Cowo urakan, cuek dan nyebelin kaya kamu bisa romantis begini," ucapnya sambil tak percaya.
Lalu dia mengatakan kembali "Iyaa... aku juga sayang sama kamu Io, dan aku pun merasakan hal yang sama seperti yang kamu rasakan," ucapnya sambil tersenyum dan menggenggam tanganku.
Dengan hati yang deg degan ditambah alunan musik yang saat itu syahdu aku berkata "Alhamdullilah, makasih ya sayang, kamu ternyata mau terima cinta seorang anak urakan nan berandal kaya aku," ujarku sambil tersenyum kepadanya.
Akhirnya malam pun kian larut dan kita pun memutuskan untuk pulang kerumah, sama seperti tadi kupacu sepeda motor antikku dengan dia dibelakangku sambil memeluk erat, mengantarkan sang kekasih baruku pulang. Dibalut dengan perasaan bahagia yang tidak terhingga karena akhirnya cowo urakan nan berandal bisa punya kekasih Ayu yang berparas Ayu. :)
*****
Minggu, 2 Februari 2014 (23:45 WIB)
DenChito
Langganan:
Postingan (Atom)